CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Rabu, 13 Juli 2011

Tentang istilah panggilan "San", "Kun", "Bucho", "Kacho" di Jepang

Tadi ink sempat baca-baca di internet mengenai  panggilan "San", "Kun", "Bucho", "Kacho" di Jepang.
Nah, ink akan sedikit berbagi informasi nih tentang "San", "Kun", "Bucho", "Kacho"..


Pengetahuan umum kita, orang Jepang menambahkan kata san di belakang nama seseorang (untuk orang Jepang di belakang nama keluarga) untuk penghormatan kepada seseorang. Namun tau nggak, sebenarnya ada banyak hal-hal menarik soal ini.
Tambahan san ini digunakan pada nama laki-laki maupun perempuan. Pada komunikasi yang lebih formal, khususnya dalam bahasa tulis, digunakan kata sama. Nah, khusus untuk laki-laki yang lebih muda dari si pembicara, (bisa) digunakan sebutan lain, yaitu kunKunjuga digunakan untuk memanggil anak-anak, khususnya saat memanggil nama diri (first name). Untuk perempuan dewasa selalu digunakan san, sedangan untuk anak-anak digunakan chan.

Panggilan san, memang untuk penghormatan. Tapi, ternyata ada keunikan tersendiri dalam penghormatan ini. Logika budaya Jepang, seseorang yang kita hormati biasanya adalah orang yang lebih tinggi umur dan atau status sosialnya. Tapi tidak hanya itu. Penghormatan juga dilakukan terhadap orang luar keluarga/kelompok. Karena itu, meski seseorang lebih tua dari lawan bicaranya, dia tetap tidak bisa menggunakan sapaan kun, kalau kebetulan lawan bicara tersebut adalah orang luar.

Nggak jarang panggilan ini berubah. Saat baru kenal seseorang disapa dengan panggilan san. Saat sudah lebih akrab dan tidak lagi merasa asing satu sama lain, panggilan akan berubah menjadi kun, atau bahkan tanpa imbuhan sama sekali. Hanya nama saja.
Artinya, kalau Kalian masih dipanggil san oleh orang Jepang, itu bisa bermakna ganda. Kalian dihormati, atau Kalian dianggap orang luar.

Selain panggilan san yang bersifat umum tadi, seseorang juga dipanggil dengan nama jabatan atau profesinya. Yang paling umum itu adalah panggilan sensei untuk jabatan/profesi guru, profesor, dan dokter. Orang-orang dengan jabatan ini biasanya dipanggil sensei, baik dalam lingkup pekerjaannya maupun dalam pergaulan pribadi.
Selain itu ada beberapa profesi lain yang melekat menjadi nama panggilan, seperti pengacara (bengoshi), atau akuntan (keirishi). Seperti san, kun, dan sensei, profesi itu dilekatkan di belakang nama orang saat memanggilnya. Contoh, Nakayama bengoshi.

Seseorang yang menduduki jabatan dalam suatu struktur organisasi juga dipanggil dengan tambahan jabatan di belakang nama dirinya. Dalam komunikasi lisan bahkan nama diri tak lagi disebut, cukup dengan nama jabatan saja. Seorang kepala seksi dipanggil kacho, kepala departemen dipanggil bucho, dan seorang presiden direktur dipanggil sacho. Daftarnya bisa diperpanjang. Kepala pabrik (factory manager) adalah kojocho, wakilnya jicho. Komisaris adalah kansayaku, penasihat, sodanyaku. Direktur adalah torishimariyaku.


Nah, kayak gitu, teman-teman.
Agak sedikit ribet sih, tapi itulah budaya Jepang.
semoga bermanfaat. arigatou :)

2 komentar:

Unknown mengatakan...

kalau menurut saya sih istilah panggilan san, kun dan chan itu kalo diibaratkan sama seperti panggilan yang ada di indonesia ada istilah mas, mbak dan neng....

mungkin saja istilah san mengacu pada panggilan mas atau mbak....
sedangkan istilah chan mengacu pada panggilan neng.... misalnya shizuka - chan, berarti neng shizuka
itu kalau menurut saya..!! :)

Miliana mengatakan...

ijin share ya kak infonya

promo bundling xl 2019

Posting Komentar